Komisi IV menerima Koalisi Perikanan

17-01-2013 / KOMISI IV

 

Komisi IV DPR menerima Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) dan Temu Akbar Nelayan Indonesia yang menyampaikan hasil diskusi yang membahas nasib sedikitnya 60 juta rakyat Indonesia yang menggantungkan hidup secara langsung dan tidak langsung dari sektor kelautan dan perikanan, di Gedung Nusantara III DPR RI, Kamis (17/1).

Audiensi yang diterima wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron (F-PD), Nabiel Al Musawa (F-PKS), Jafar Nainggolan (F-PD), Komisi IV berjanji akan meneruskan masukan ini kepada Pemerintah, ”Kami (Komisi IV) akan menindak lanjuti laporan yang disampaikan Kiara dan hasil diskusi temu akbar nelayan Indonesia, pada Rapat Kerja Komisi IV dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, senin 21 Januari 2013,” ujar Herman.

Dalam audiensi tersebut mereka menyampaikan banyak nelayan yang meninggal dan kapalnya tenggelam di tengah laut karena cuaca buruk, juga mengalami kriminalisasi oleh perusahaan dan aparat. Garam-garam menumpuk di gudang, karena Pemerintah lehih suka mengimpor dibanding membeli garam hasil keringat petani dengan harga layak.

Nelayan Indonesia menghadapi tantangan pencurian ikan, impor ikan dan garam, tingginya harga bahan bakar, minimnya akses permodalan, pencemaran laut, cuaca ekstrim, serta masuknya nelayan asing di wilayah perairan Indonesia. Namun tantangan paling berat justru saat berhadapan dengan produk-produk kebijakan negara yang tidak berpihak dan memiskinkan nelayan, mulai dari konservasi hutan bakau dan reklamasi kawasan pesisir, maraknya industri pariwisatayang menggusur pemukiman dan wilayah tangkap, penggunaan alat produksi yang merusak dan maraknya pertambangan yang merusak ekosistem laut, yang membuat hasil tangkapan berkurang drastis.

Nelayan Indonesia tidak hanya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga, dan  mengemban tugas negara menyediakan sumber protein dan pemenuhan kedaulatan pangan bangsa, tetapi juga tampil di depan menjadi pelindung tanah air saat berhadapan dengan para pencuri ikan asing dan kejahatan lintas negara (transnasional crime).

Para nelayan Indonesia, juga menyampaikan bahwa tantangan tersebut tidak hanya tanggung jawab nelayan, diharapkan negara juga harus mengambil peran dan tanggung jawab lebih besar memastikan tegaknya konstitusi yang memandatkan perlindungan serta memastikan kesejahteraan nelayan. “Salah satunya memastikan adanya instrumen politik untuk nelayan,” kata Sekjen Kiara Riza Hamanik.   (rep:agung sulistiono)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...